Sebelumnya
sudah dibahas mengenai Tips Mengatasi Insomnia, kali ini kita kembali
ke awal untuk mengenali terlebih dahulu apa itu Insomnia,
jenis-jenisnya, gejalanya dan penyebabnya. Insomnia, berasal dari bahasa
Latin "In" (tidak) dan "Somnus" (tidur), adalah suatu kondisi yang
ditandai oleh kesulitan tidur dan tidur lelap.
Ini mencakup spektrum
yang luas dari gangguan tidur, dari kurangnya kuantitas tidur hingga
kurangnya kualitas tidur.
Insomnia sering dipisahkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Insomnia sementara; terjadi ketika gejala berlangsung dari beberapa hari sampai beberapa minggu.
2. Insomnia akut atau jangka pendek; adalah ketika gejala berlangsung selama beberapa minggu.
3. Insomnia kronis; ditandai dengan insomnia yang berlangsung selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun.
Insomnia
dapat mempengaruhi semua kelompok usia dan lebih sering terjadi pada
wanita dewasa dibandingkan laki-laki dewasa. Kondisi ini dapat
mengakibatkan kinerja yang buruk di tempat kerja atau sekolah, obesitas,
depresi, kecemasan, fungsi sistem kekebalan tubuh yang buruk, waktu
reaksi berkurang, dan peningkatan risiko dan tingkat keparahan penyakit
jangka panjang.
Peneliti
dari University of Pittsburgh melaporkan dalam The Journal Sleep pada
bulan Oktober 2012 bahwa orang yang kurang tidur selama masa remaja
berpotensi/beresiko tinggi menderita diabetes tipe 2.
Insomnia
dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun faktor psikologis.
Seringkali, ada kondisi medis yang menyebabkan insomnia kronis.
Penyebab-penyebab insomnia meliputi:
1.
Drugs, alkohol, dan obat-obatan: kafein, nikotin, alkohol, stimulan,
antidepresan, jantung dan obat tekanan darah tinggi, obat alergi ,
dekongestan, obat penurun berat badan, antihistamin, kokain, efedrin,
amfetamin, methamphetamine, obat antibiotik fluorokuinolon.
2. Gangguan dalam irama sirkadian: jet lag, perubahan waktu/jam kerja, dataran tinggi, kebisingan, suhu panas atau dingin.
3. Masalah psikologis: stres, kecemasan, depresi, mania, skizofrenia
4.
Kondisi medis: pembengkakan dan tumor otak, stroke, sakit kronis,
sindrom kelelahan kronis, gagal jantung kongestif, angina, asam reflux
disease (GERD), penyakit paru obstruktif kronik, asma, sleep apnea,
Parkinson dan penyakit Alzheimer, hipertiroidisme, arthritis
5. Hormon: estrogen, hormon selama periode menstruasi
6.
Faktor-faktor lain: tidur di samping pasangan yang mendengkur, parasit,
kondisi genetik, pikiran yang terlalu aktif, preganancy/kehamilan.
Siapa
saja yang dapat menderita insomnia? Beberapa orang lebih cenderung
menderita insomnia daripada yang lain. Termasuk yang ini:
* Wisatawan
* Pekerja/karyawan yang seringkali mengalami perubahan shift
* Orang tua
* Pengguna narkoba
* Remaja pelajar dan Mahasiswa
* Wanita hamil
* Wanita menopause
* Mereka yang memiliki gangguan kesehatan mental
* Pekerja/karyawan yang seringkali mengalami perubahan shift
* Orang tua
* Pengguna narkoba
* Remaja pelajar dan Mahasiswa
* Wanita hamil
* Wanita menopause
* Mereka yang memiliki gangguan kesehatan mental
Apa
saja gejala insomnia? Insomnia itu sendiri mungkin merupakan gejala
dari kondisi medis yang mendasar. Namun, ada beberapa tanda-tanda dan
gejala yang berkaitan dengan insomnia, yaitu:
* Sulit tidur di malam hari
* Bangun pada malam hari
* Bangun lebih awal dari yang diinginkan
* Masih merasa lelah setelah tidur semalaman
* Lelahan atau mengantuk seharian
* Lekas marah, depresi atau cemas
* Kurang konsentrasi atau kurang fokus
* Menjadi tidak terkoordinasi, peningkatan kesalahan atau kecelakaan
* Ketegangan dan sakit kepala
* Kesulitan sosialisasi
* Gejala gastrointestinal
* Khawatir tentang tidur
* Bangun pada malam hari
* Bangun lebih awal dari yang diinginkan
* Masih merasa lelah setelah tidur semalaman
* Lelahan atau mengantuk seharian
* Lekas marah, depresi atau cemas
* Kurang konsentrasi atau kurang fokus
* Menjadi tidak terkoordinasi, peningkatan kesalahan atau kecelakaan
* Ketegangan dan sakit kepala
* Kesulitan sosialisasi
* Gejala gastrointestinal
* Khawatir tentang tidur
Bagaimana insomnia yang didiagnosa?
Seorang spesialis tidur biasanya akan memulai sesi diagnostik dengan pertanyaan tentang riwayat kesehatan Anda dan pola tidur. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari kondisi yang dapat menyebabkan insomnia.
Seorang spesialis tidur biasanya akan memulai sesi diagnostik dengan pertanyaan tentang riwayat kesehatan Anda dan pola tidur. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari kondisi yang dapat menyebabkan insomnia.
Demikian pula, dokter mungkin melakukan pemeriksaan untuk kemungkinan
adanya gangguan kejiwaan dan penggunaan narkoba dan alkohol.
0 comments:
Posting Komentar